Jumat, 04 Mei 2012

GONENGGATI Kumpulan Cerita Rakyat dari DONGGALA (Dalam Proses Perampungan)


Jamrin Abubakar







GONENGGATI

Kumpulan Cerita Rakyat
dari
DONGGALA 


DAFTAR ISI

 ·        Kata Pengantar Penulis
·        Ringkasan Cerita


1.    Gonenggati
2.    Legenda Yamamore di Pusentasi
3.    Legenda Terjadinya Danau Dampelas
4.    Sang Putri dan Bengga Bula
5.    Gadis Dalam Pohon
6.    Asal Mula Kaledo

Donggala Dalam Lintasan Sejarah

 

Sabtu, 21 April 2012

Buku-buku ini dapat Diperoleh di TOKO BUKU RAMEDIA Jl. Hasanuddin, depan Bank Mandiri KOTA PALU

atau dapat dipesan melalui email: nosintora@yahoo.co.id
SOYO LEI Antologi Puisi Kaili

ORANG KAILI GELISAH
PENJAGA DIAN Sehimpun Sajak SATRIES
In Memoriam WS RENDRA
ILUSTRASI [PLITIK KANCIL Kumpulan Tulisan Mas'amah Amin Syam
GURU TUA PAHLAWAN SEPANJANG ZAMAN
Perjalanan dan Pemikiran Hamid Rana MENULIS ZAMAN DENGAN IFTITAH
SONETA COMBERAN Kumpula Puisi penyair Nooral Baso
MISTERI NEGERI SERIBU MEGALIT
MENGGUGAT KEBUDAYAAN TADULAKO DAN DERO POSO
Alimin Lasasi DEMI PANGGUNG TEATER
CATATAN SEORANG PEJALAN KAKI Kumpulan Puisi TS. Atjat

Sabtu, 28 Januari 2012

MISTERI NEGERI SERIBU MEGALIT



Penulis: Jamrin Abubakar

Penerbit: Ladang Pustaka, Yogyakarta

Cetakan Pertama, 2012

Sumber foto sampul: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Tengah

Desain sampul dan isi: Sunlie Thomas Alexander

Hak cipta pada penulis: Dilarang memperbanyak atau menyalin, menfotokopy, merekam (audio visual) sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penulis buku ini. (UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA)

Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Abubakar, Jamrin, Misteri Negeri Seribu Megalit, 2012

halaman 14 x 20 cm





PENGANTAR PENULIS



BUKU ini merupakan kumpulan tulisan yang sumbernya dari surat kabar, majalah, sebagian dari buku yang sudah terbit dan catatan dalam blog. Kemudian penulis revisi kembali tanpa mengurangi tulisan aslinya dengan harapan bisa menambah khazanah pustaka daerah Sulawesi Tengah.

Karena itu tidaklah satu tema saja, melainkan beragam catatan perjalanan dari berbagai tempat dan obyek wisata dari perspektif budaya. Sulawesi Tengah memiliki eksotisme yang tak semua negeri memilikinya, berupa mahakarya purbakala zaman megalitikum. Sebaran megalit di Tanah Lore, Kabupaten Poso dan sekitarnya merupakan anugrah yang tak ternilai. Warisan para leluhur yang pernah mendiami dataran tinggi Sulawesi Tengah ribuan tahun Sebelum Masehi menyisakan legenda masa lampau di masa kini.

Sebaran megalit dengan berbagai bentuk dan ukuran itu bagai misteri yang menarik untuk kunjungan wisata dan tempat penelitian (para arkeolog sedang melakukan penelitian). Kekayaan yang dimiliki Tanah Lore itu pula penulis namai “negeri seribu megalit.”

Di antara tulisan dalam buku mengenai negeri seribu megalit ini, hanyalah sebagian kecil dari kekayaan yang terpendam di Sulawesi Tengah. Selain itu penulis mendeskripsikan sepintas danau-danau dataran tinggi di Tanah Lore Lindu yang masih memiliki hubungan dengan bagian peradaban manusia zaman purbakala.

Buku ini tentunya masih jauh dari harapan yang memuaskan pembaca, karena apa yang diungkapkan di sini merupakan pandangan terbatas. Bisa jadi penulis lain atau pembaca memiliki pengalaman yang berbeda dari suatu obyek yang sama. Tetapi itulah upaya seorang wartawan biasa yang masih minim pengalaman dalam penjelajahan, cuma saja demi cinta di antara khazanah Indonesia, patutlah kita berbagi pengalaman.
Penerbitan buku ini tidak lepas dari dukungan, dorongan dan bantuan banyak pihak sehingga bisa sampai di tangan pembaca. Untuk itu saya ucapkan terima kasih pada sahabat, relasi dan semua orang yang telah memberi spirit dalam proses penulisan dan penerbitan buku ini.



Jamrin Abubakar
Penulis


DAFTAR ISI


Pengantar Penulis
1. Mencari Patung Megalitik di Behoa
2. Asal Usul Tadulako Yang Sebenarnya
3. Menhir Palindo Kisah Pahlawan Dalam Mitos Tanah Lore
4. Tanah Lore Negeri Seribu Megalit
5. Mpolenda Yang Terkutuk
6. Tinggalan Purbakala di Kampung Vatunonju
7. Eksotis Danau Pegunungan Lore Lindu
8. Danau Poso, Sogili dan Legenda
9. Sulawesi Tengah, Pusat Kebudayaan Austronesia

Sumber Tulisan
Riwayat Singkat Penulis

Jumat, 27 Januari 2012

Segera Terbit: Buku Berbagai Sisi Guru Tua



Nuansa Poso, Kamis 19 Januari 2012


PALU-Bagi warga Sulawesi Tengah nama SIS Aljufri (1889-1969)yang akrab disapa Guru Tua sangat familiar, namun secara dekat tidak semua orang tahu secara mendetail tentang sosok ketokohannya. Karena itulah Jamrin Abubakar menulis sebuah buku berjudul GURU TUA PAHLAWAN SEPANJANG ZAMAN.

Buku tersebut dalam waktu dekat akan terbit yang saat ini dalam proses cetak dan diterbitkan Ladang Pustaka Yogyakarta. “Buku ini ditulis dengan pendekatan jurnalistik, sangat mudah dipahami dengan keberagaman sisi tentang Guru Tua yang bersumber langsung dari anak, menantu dan murdid-muridnya,” kata Jamrin Abubakar selaku penulis.

Kata penulis, salah satu keistimewaan dalam buku tentang Guru Tua, adalah adanya kesaksian dalam bentuk wawancara atau pendapat yang diungkapkan penulis secara langsung dari murid-murid Guru Tua, namun saat ini sudah almarhum. “Di situlah keistimewaannya, ada banyak di antara murid-murid langsung yang menarik didengarkan ceritanya. Namun telah berpulang, sehingga buku ini tidak akan sama dengan buku-buku Guru Tua yang sudah ada, terutama soal narasumber yang tidak semua penulis pernah melakukan wawancara,” ungkap Jamrin Abubakar.

Guru Tua dengan nama lengkap Al-Alimul Allamah Al-Habib Sayed Idrus bin Salim Aldjufri (SIS Aldjufri) dikenal sebagai tokoh ulama kharismatik, pendiri Alkhairaat lembaga pendidikan terbesar dan tersebar di Sulawesi Tengah hingga ke berbagai kawasan Timur Indonesia. Kata Jamrin bicara Guru Tua ada banyak sisi bukan saja ulama yang bergerak di bidang pendidikan yang selama ini dikenal, melainkan juga sastrawan, pedagang, pecinta sepak bola, diplomat dan lainnya. Pada zamannya, Guru Tua yang melahirkan murid-murid dalam perjalanannya banyak yang menjadi ulama besar di Sulawesi Tengah.

Mereka itu pula menjadi “penyambung lidah” kearifan sang guru, memiliki kenangan manis yang cukup berkesan. Namun saat ini murid-muridnya sudah banyak yang berpulang ke Rahmatullah karena usia tua. Kenangan dan kisah yang pernah mereka jalani dan kemudia dikisahkan menjadi catatan menarik untuk diabadikan pada masa kini, sekecil apapun bagi penulis tetaplah bermakna.

Melalui dalam buku ini, penulis tampilkan riwayat Guru Tua yang telah menjadi legenda, walaupun sebetulnya sudah banyak yang menulisnya di media massa lokal. Terutama pada saat peringatan wafatnya setiap 12 Syawal tahun berjalan. Cuma saja yang membedakan, buku ini berisi wawancara tentang kisah Guru Tua dari muridnya yang paling dekat, seperti KH. Idrus Al Habsy dan KH. Nawawian Abdullah (keduanya sudah almarhum). Sejumlah pengalaman beberapa murid dan pengagumnya ditampilkan kembali dalam buku ini yang sebelumnya dipublikasikan di Koran Mingguan Alkhairaat (MAL).

Secara ringkas diperkenalkan pula tentang sosok seorang anak Guru Tua yang memimpin WIA (Syarifah Sa’adiah Aldjufri) dan cucu (Habib Saggaf bin Muhammad Adjufri) Guru Tua yang paling menonjol mewarisi sifat kepemimpinan memajukan dunia pendidikan. Bagi penulis tentu ada sisi-sisi lain yang menarik untuk ditulis kembali dalam bentuk buku yang mungkin terlewatkan bagi penulis lain.(nafi)